Kencong, 19 Oktober 2025 – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kencong menggelar acara “Bebrayan Agung Napak Tilas dan Nyekar Muassis PCNU Kencong” sebagai bagian dari peringatan Hari Santri Nasional 2025. Kegiatan berlangsung di Aula Nusantara Kantor PCNU Kencong mulai pukul 11.00 hingga 16.00 WIB.
Acara dihadiri pengurus harian PCNU Kencong, Camat Kencong Roni, Danramil Kecamatan Kencong, Kapolsek Kecamatan Kencong, serta perwakilan MWCNU se-cabang Kencong. Turut hadir PC Muslimat dan PAC Muslimat, PC Fatayat dan PAC Fatayat, PC GP Ansor dan PAC Ansor, PC IPNU-IPPNU, PMII UAS, seluruh pimpinan lembaga PCNU Kencong, Korbid II PCNU Kencong, serta tamu undangan dari kalangan seniman dan budayawan.
Rangkaian acara diawali sambutan dari Saiful selaku Kordinator Bidang IV Pengurus Harian PCNU Kencong, dilanjutkan Camat Kencong Roni, dan ditutup Sayid Abdulloh selaku Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kencong.
Dalam sambutannya, Saiful menegaskan Hari Santri Nasional 2025 bukan sekadar seremonial, melainkan momen mengenang perjuangan ulama pendahulu. “Keberadaan Nahdlatul Ulama hingga kini tak lepas dari pengabdian para muassis PCNU Kencong. Kita wajib melanjutkan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah,” ujarnya.
Camat Roni menyampaikan dukungan penuh pemerintah kecamatan terhadap kegiatan keagamaan yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Sementara A. Sayid Abdulloh menekankan pentingnya napak tilas sebagai bentuk penghormatan sejarah.
Puncak acara adalah ziarah ke makam 11 muassis PCNU Kencong, di antaranya KH. Zaini Dahlan (Tanfidiyah 1929) dan Achmad Syu’eb (Komisarian 1929) di Makam Asem Kencong; K. Syarif dan P. Thohir Syarif (1934) di lokasi sama; serta KH. Jauhari Zawawi (Syuriah 1950) di PP. Assunniyyah Kencong. Ziarah juga menyasar makam di PP. Mabdaul Maarif Jombang, PP. Assufiyah Kencong, Bagorejo Gumukmas, Sukoreno Umbulsari, dan Gumukmas.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat rasa syukur dan komitmen nahdliyin dalam melestarikan warisan ulama pendahulu.